Merdeka Berbahasa

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sudah dibanggakan oleh bangsa lain, beberapa negara sudah diajarkan di sekolah – sekolah sampai perguruan tinggi sebagai sebuah Mata pelajaran atau Mata Kuliah

makin banyaknya orang asing baik dari negara tetangga seperti Australia maupun negara-negara lain di Asia,Amerika maupun Eropa yang ingin belajar bahasa dengan berbagai tujuan. Di Amerika Serikat banyak universitas seperti Cornell University, Michigan University, Hawaii University dan lain-lain bernaung dalam sebuah konsorsium pengajaran-bahasa yang antara lain mengajarkan bahasa Indonesia untuk para mahasiswanya. Program pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya dilaksanakan di Universitas di Amerika, tetapi juga di Indonesia pada setiap musim panas. Demikian juga minat untuk mempelajari bahasa Indonesia sudah melembaga di Australia. Sudah banyak sekolah di Australia menerapkan kurikulum bahasa Indonesia sebagai bahasa asing pilihan. Universitas Sydney sudah sejak tahun 1973 menggalang kerjasama dengan Universitas Kristen Satya Wacana untuk menyelenggarakan program pengajaran bahasa Indonesia dengan nama PIBBI (Pengajaran Intensif Bahasa dan Budaya Indonesia), atau lebih dikenal dengan nama The Salatiga Program.

Bagaimana dengan kita sendiri, apakah kita sudah menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat untuk berkomunkasi sehari – hari, atau malah sudah mulai meninggalkan bahasa persatuan dan menggantinya dengan bahasa asing atau bahkan menggunakan bahasa gaul dengan alasan tidak mau dianggap ketinggalan zaman dan kuno, lalu bagaimana dengan para pendahulu kita yang mengikrarkan dalam salah satu butir dalam Sumpah Pemuda bahwa Bahasa Persatuan adalah Bahasa Indonesia, bagaimana rasa Nasionalisme kita kalau bahasa yang digunakan sehari – hari bukan bahasa persatuan ( Bahasa Indonesia ).

Apakah kita semakin jauh dari kata merdeka dalam berbahasa ?

Sumber : http://majour.maranatha.edu/index.php/Jurnal-MKM/article/view/709

By Dwi Handayani

Bahasa Persatuan

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari hari sudah mulai luntur dan enggan dipakai, dengan seiring masuknya berbagai budaya yang masuk ke negara kita, padahal bahasa yang dahulu telah disepakati oleh para pendahulu kita dalam sebuah deklarasi bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dalam Sumpah Pemuda.

Orang asing saja dengan bangga mempelajari bahasa kita, mengapa kita tidak, kemanakah kebanggan kita sebagai anak bangsa yang bahasanya dipelajari orang asing, malah kita lebih bangga berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia

By Dwi Handayani

Akan Segera Launching Buku Inspiratif

Motivator Pendidikan Kreatif

Keberanian dalam berkreativitas membangun Intitusi yang lebih maju, melalui program yang cemerlang akan melahirkan karya-karya hebat, yang dibutuhkan adalah keberanian dan ke istiqomahan untuk melakukannuya.

COVER BUKU PCM CILEUNGSI

5 Tahun yang lalu saat Muktamar Muhammdiyah 1 Abad di Yogyakarta, saya membuta Buku dengan judul “Membangun Muhammadiyah Dari Akar Rumput” buku ini bercerita tentang PCM Cileungsi dalam mengembangkan manajemen sentralisasi. Buku itu saya tulis dan dicetak dengan yang sederha kemudian dibagikan secara Gratis di Muktamar Muhamamdiyah Yogyakarta, ternyata buku ini memberi efec yang sangat dahsyat. Pasca Muktamar Muhammadiyah Yogyakarta PCM Cileungsi menjadi tempat studi Banding bagi PCM,PDM dan PWM dari seluruh Indonesia.

Pada Muktamar Muhammadiyah Makasar tahun 2015, saya bersama team akan kembali mencetak buku tersebut dengan tampilan yang lebih bagus dan juga isinya akan di revisi sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Mohon Doanya buku ini akan kami launching sekitar bulan Januari, semoga Allah memberi kemudahan.Amin..

Lihat pos aslinya

By Dwi Handayani

Super Macet

Padepokan Budi Rahardjo

Baru kali ini saya melihat kemacetan Jakarta dari gedung tingkat tinggi. Ini jam 5 sore, haru Jum’at. Menyambut Friday night.

IMG_6879 macet 1000Sampai pukul 18:00 ternyata kemacetan bukannya menjadi berkurang tetapi malah menjadi semakin parah. Kami harus pergi dari FX Plasa ke tempat latihan band di ruko Permata Senayan, yang seharusnya tidak jauh dari situ.

Macetnya luar biasa sehingga taksi tidak ada. Jangankan taksi, ojek pun tidak ada. Hadoh. Akhirnya kami putuskan untuk jalan kaki. Mungkin ada 2 km kami berjalan kaki. Kalau tadi menunggu ojek atau bahkan taksi, boleh jadi kami masih harus menunggu dua jam lagi.

Tadi ketemu tamu yang berasal dari Brunei. Dia bilang, dia tidak mengerti ini. Memang di Brunei tidak ada kemacetan sih.

Setelah latihan band, kami kembali lagi ke FX plasa. Eh, jalan masih ramai juga. Ini sudah mendekati tengah malam. Di beberapa titik masih ada keramaian. Padat, tapi jalan. Sampai di FX, masih ramai…

Lihat pos aslinya 12 kata lagi

By Dwi Handayani

Mulianya seorang ibu

Pengorbanan seorang ibu yang telah melepas anaknya pergi merantau sehingga akhirnya anaknya telah menikah dan memiliki anak, namun ketia ia bertanya, “Mengapa anak dan istrimu tidak kau ajak kemari?” anakanya menjawab karena kondisi istrinya yang lemah sehingga tidak bisa bepergian jauh. Hingga akhirnya ibunyalah yang datang jau – jauh dari desa menjenguk keluarga anaknya dan ingin sekali melihat cucunya, serta memberikan hadiah untuk menantunya, namun perlakuan anaknya malah ingin menitipkan ibunya ke panti jompo, karena ketidak tahuan ib8unya, ia menunggu samapai sore

penantian yang panjang dan melelahkan

By Dwi Handayani

Mari Berubah Untuk Jadi Lebih Baik #Change

Motivator Pendidikan Kreatif

Jika selama ini kita sering datang on time (tepat waktu), maka mulai dari sekarang berubahlah yaitu dengan datang lebih awal dari waktu yang ditentukan (in time)

Change Guru Inspiratif

Untuk Sahabatu Guru Inspiratif
Mari Merubah Kearah yang lebih Baik!

Jika anda saat sering datang On Time (tepat waktu) bersyukurlah karena anda termasu orang-orang yang disiplin

Namun Jika anda sebagai Guru masih sering datang terlambat, maka segerlah bertaubat, tanyakanlah dengan kelebutan pada hati anda, “Apakah saya masih layak disebut guru”

Lihat pos aslinya 224 kata lagi

By Dwi Handayani

Budaya Buang Sampah Sembarangan

Padepokan Budi Rahardjo

Di Bandung, ada upaya untuk mengajari memungut sampah. Walikota Bandung, pak Ridwan Kamil, secara berkala di media sosial dan di dunia nyata mengajak masyarakat untuk memungut sampah. Menurut saya ini merupakan hal yang penting karena mengubah budaya tidak dapat terjadi secara instan. Upaya untuk mengubah ini harus dilakukan terus menerus. Salah satunya adalah harus diucapkan, ditampilkan, dan di-brain-wash. Ini butuh kesabaran.

Yang masih perlu juga adalah upaya untuk mengubah budaya buang sampahnya. Kalau membuangnya sudah benar, tidak perlu memungut. Buanglah sampah pada tempatnya. Bukan di selokan ya … he he he. Soalnya saya pernah nanya ke anak-anak (SD) di dekat rumah saya – “dimana buang sampah?” – jawabannya adalah … “di selokan”. Hadoh. Pingsan … Mereka harus diajari bahwa sampah harus dibuang di tempat sampah.

Lihat pos aslinya

By Dwi Handayani